Selamat Datang Blogkami jangan lupa isi buku tamu,tukeran link dan berikan komentar

Laboratorium Kehutanan


Laboraturium Anatomi Tumbuhan (Xylarium)
Laboraturium Xylarium adalah satuan kerja yang bertugas mengumpulkan data dan penyimpanan contoh kayu dari berbagai jenis pohon. Fungsi xylarium yaitu: (1).Sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu (2).Bahan rujukan indentifikasi contoh kayu yang tidak dikenal (3).Sumber informasi nama setempat dan nama ilmiah kayu.(4).Sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di suatu wilayah dan.(5).Sumber informasi wilayah persebaran jenis-jenis kayu tertentu.
Selain itu xylarium juga berfungsi menunjang bidang forensic dalam menangani perkara dimana kayu sebagai barang bukti, seta menunjang penelitian arkeologi dan paleobotani.
Salah satu tugas para peneliti dan teknisi xylarium laboratorium anatomi tumbuhan adalah melakukan pelayananindentifikasi jenis kayu.
Indentifikasi kayu ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses pengolahan dan pemanfaatan kayu yang rasional.
Indentifikasi dilakukan dengan membandingkan ciri -ciri kayu yang belum diketahui jenisnya dengan kayu yang telah diketahui jenis dan nama botanisnya , dimana untuk dapt melakukan hal tersebut diperlukan keahlian dalam bidang anatomi dan indentifikasi kayu. Sejalan dengan keamjuan teknologi, saa ini proses indentifikasi telah dibantu menggunakan komputerisasi yang memungkinkan sistim indentifikasi kayu dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat, dengan tetap melakukan prosedur-prosedur standar seperti pembuatan preparat sayat kayu dan pengamatan preparat menggunakan mikroskop.
Selain itu Laboratorium Anatomi Tumbuhan juga meneliti terhadap jenis-jenis fosil kayu. Pengetahuan tentang fosil kayu ini sangat penting manfaatnya adalah hasil indentifikasi kayu dari zaman purba. Para ilmuwan sangat tertarik untuk mengetahui pohon pada saat dinosaurus hidup di zamannya.
Laboraturium Penggergajian kayu
Laboratorium Penggergajian kayu memiliki alat-alat untuk mengolah kayu bulat menjadi kayu gergajian dengan berbagai ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Alat- alat tersebut diantaranya adalah :
Bensaw yaitu mesin gergaji yang berbentuk pita untuk membelah kayu bulat sebagai pembelahan pertama, pembelahan kayu bulat atau log dengan ukuran diameter sebesar mungkin.
Gergaji pita atau bensaw vertical ini tidak bergerak, hanya kayu log yang di letakkna pada dudukan yang bergerak pada tipe horizontal. Log diikat kuat pada dudukanya dan mesin gergaji berputar membelah log.
Tipe vertical memebrikan kemungkinan metode pembelah lebih banyak dari pada tipe horizontal karena memiliki ketebalan hasil penggergajian yang terbatas, karena apabila terlalu tebal beresiko gergaji terjepit papan belah, sedangkan posisi vertical tidak ada resiko tersebut.
Setelah pembelahan pertama pada setia area terdapt mesin gergaji belah circlesaw satu buah. Mesin ini sangat efektip dan membantu proses kerja lebih cepat terutama terutama pembelahan log yang besar, papan lebar di belah untuk ukuran yang lebih kecil menggunakan mesin ini dan diletakkan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Mesin Molding
Pada dunia perindustrian yang serba modern ini, aplikasi dan kontrol pneumatik adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dalam proses kerja sistem kontrol pneumatik untuk model mesin Injection Molding ini silinder, katup, dan sensor dirangkai dengan sebuah sistem elektro pneumatik. Untuk mendapatkan suatu proses kerja yang baik di perlukan suatu sistem yang bekerja secara beraturan menurut urutannya. Untuk itu diperlukan pengaturan menurut kerjanya, sehingga diperoleh suatu kesinambungan proses sesuai dengan yang diinginkan. Pada mesin Injection molding ini terdapat dua bagian penting agar tahapan ini dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Ada pun bagiannya adalah peralatan yang digunakan untuk menjalankan proses pada bagian tersebut beserta sistem kontrol yang digunakan untuk mengatur kerja dari peralatan tersebut.
Perancangan sistem kontrol pada mesin Injection Molding ini menerapkan sistem kontrol otomasi secara elektronik dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) untuk mengatur proses kerja dari mesin tersebut. Sedangkan komponen utama pada peralatan ini digunakan elektropneumatik.
Mesin ini berfungsi membentuk kayu denga berbagi kuran dan berbagi bentuk yang dinginkannya, sebelum kayu dimasukkan kedalam mesin molding injeksen terlebih dahulu kayu di bentuk denga ukuran yang simetris sesau ukuran yang dikehendaki panjang, tebal dan leabr tertentu dengan rapi dan rata agar memperoleh hasil yang bagus setelah dimasukkan kedalam mesin molding.
Laboratorium Pengeringan
Laboraturium pengeringan kayu yang terdapt di badan penelititan dan pengembangan kehutanan terbagi menjadi dua yaitu :
Pengerinag dengan menggunakan cahaya matahari yaitu tediri dari sebuah bagunan yang memiliki atap tembus cahaya berupa kaca yang didalamya terdapat tumpukan-umpukan kayu yang siap dikeringkan diatur berdasarkan panjang yang sama dan disusun berselang selang seling agar proses pengeringan dapa menghasilkan kayu yang bagus, tidak melengkung atau mencawan.
Pengeringa dengan dapur pengering (draying) terdiri dari sebuah dapur pengering yang tertutup rapat yang didalamya disusun kayu yang akan dikeringkan , penyususnaan kayu dengan cara di tumpik dan di pasang penyekat agar tidak terlalu rapat sehinggan dapat mongering dengan bagus. Biasanya untuk jenis kayu tertentu di kereingkan dengan sushu tertentu agar memperoleh hasil yang maksimal dan tidak di campur dengan jenis kayu yang lainnya agar pengeringan cukup sekali dan hasilnya maksimal.
Laboratorium Kayu lapis
Pembuatan veneer yang merupakanlembaran tipis kayu yang dihasilkan bebeapa proses mesin, ketebalan pun bervariasi tergantung dari fungsi pemakainnya. Veneer yang digunakan untuk lapisan akhir sebuah multiplek atau papan buatan lainnya biasanya cukup tipis namun berkualitas baik erutama disisi estetika atau keindahan, arah serat kayu dan permukaan veneer diperlukan oleh konsumen mempengaruhi metode penyayatan kayu menjadi veneer, oleh karena itu untuk saat ini terdapat beberapa meode untuk mendapatkan serat kayu tertentu yaitu
Derbarking proses pertama untuk veneer adalah mengupas kulit kayu hingga bersih
Charging batang log dimasukkan ke mesin yang berfungsi untuk memebuat log sebundar mungkin termasuk pemangaksan bagain log agar rendemen yang baik.
Lathing proses pengupasan log terdapat metode penyayaan atara lain rotary slice, quarter slice, flat slice, plan slice, half-round slice dan rift slice.
Pada metode rotary kayu log masih tetap dibiarkan tuh sesuai bentuk aslinya lalu kayu tersebut diletakkan pada poros pemutar, rotary memungkinkan untuk pengambilan veneer.
Pada laboratorium ini hanya mempunya alat rotay saja sedang untuk metode penyayatan veneer quartet slice dan flat slice tidak terdapat mesinnya.
Mesin Pengolah Bambu (bamboo)
Mesin pengolah bamboo terdir satu buah yaitu gergaji meja dengan dua buah mata gergaji yang telah ditentukan lear penggergajian bamboo, langkah langkah pengolahan bamboo adalah
1.Jenis bamboo di pilih jenis bamboo yang tebaldan besar seperti jenis bamboo betung
2.Bamboo di potong dengan panjang antar I m hingga 2-3 meter
3.Di gergaji belah dengan menggunakan gergaji meja sehinggan terbentuk belahan dengan lebar yang sama
4.Dipisahkan belahan-belahan tersebut
5.Bilah bamboo yang elah di belah dimasukkan kedalam mesin serut sehinggan terbentuk bilah bamboo terpisah antara kulit dan hati
6.Pengeleman dilakukan dilakukan dengan cara di susun dan di pres ke dalam alat pres didman maksimal satu hari
7.Hasil presersebut dilepasdan dilakukan penyerutan kedua sehingga raa pada bagain permukaan
8.Pembuatan bentuk jadi seperti kursi meja dll atau sebagai bahan pelapis kayu
9.Finishing dengan plitur dan pernis hingga selasai
Pengawetan
Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa pakai kayu.
Cara pengawetan yang digunakan dalam standar ini terdiri dari:
Pengawetan secara vakum-tekan
Pengawetan secara rendaman dingin
Pengawetan secara rendaman panas dingin
•Pengaruh Proses Pengawetan (khususnya Metode Vakum Tekan) terhadap Retensi dan Penetrasi serta Mortalitas/Kehilangan Berat Serangan Jamur serta Rayap Kayu/Tanah
•Pemanfaatan Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang Diekstrak dengan Berbagai Macam Perlakuan sebagai Bahan Pengawet Alami yang Diaplikasikan pada Kayu Terap/Karet (Jenis Kayu Lain yang Berkelas Awet III-V) dengan Pengawetan Rendaman Dingin/Pencelupan/Pemulasan/Vakum Tekan (Sel Penuh dan Sel Kosong) terhadap Retensi, Penetrasi dan Mortalitas Rayap/Kehilangan Berat Kayu
•Pemanfaatan Ekstrak Kayu Rengas (Gluta rengas) yang Diekstrak dengan Berbagai Macam Perlakuan sebagai Bahan Pengawet Alami yang Diaplikasikan pada Kayu Terap/Karet (Jenis Kayu Lain yang Berkelas Awet III-V) dengan Pengawetan Rendaman Dingin/Pencelupan/Pemulasan/Vakum Tekan (Sel Penuh dan Sel Kosong) terhadap Retensi, Penetrasi dan Mortalitas Rayap/Kehilangan Berat Kayu
•Pengaruh Perlakuan Pengawetan terhadap Kualitas Kayu Lamina dari Jenis Kayu Dipterocarpaceae/HTI/Past Growing Species/Lesser Known Species
•Berbagai Metode Pengawetan dengan Bahan Pengawet Tahan Api Jenis Kayu Dipterocarpaceae/HTI/Fast Growing Species/Lesser Known Species terhadap Retensi, Penetrasi dan Kehilangan Berat serta Waktu Penyalaan Api (Ignition Time)
Bahan pengawet adalah suatu bahan kimia yang bila dimaksukkan ke dalam kayu dapat meningkatkan ketahanan kayu dari serangan organisme perusak kayu yaitu serangga (rayap tanah, rayap kayu kering, bubuk kayu kering) dan jamur perusak kayu.
Syarat pengawetan
Jenis kayu
Jenis kayu yang harus diawetkan adalah jenis-jenis kayu yang mempunyai kelas awet III, IV, dan V serta gubal dari kelas awet I dan II.
Kayu-kayu yangdiawetkan tersebut dapat digunakan pada bangunan di bawah atau maupun di luar.
Bahan pengawet
Bahan pengawet yang digunakan adalah bahan pengawet yang berfungsi ganda, yaitu selain dapat mencegah serangan serangga (rayap tanah, rayap kayu kering dan bubuk kayu kering), juga dapat mencegah serangan jamur perusak kayu, dari golongan CCB dan CCF.
Pengembangan Teknologi Pengawetan Kayu Ramah Lingkungan
Pengembangan teknologi pengawetan kayu yang ramah lingkungan telah menjadi tuntutan banyak pihak seiring dengan meningkatnya permitaan kayu . Pengawetan kayu dengan menggunakan pelarut alternatif seperti karbon dioksida (CO2) pada kondisi tertentu diyakini mampu memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini didukung oleh sifat CO2 yang tersedia dimana-mana, tidak beracun, dan mudah dikondisikan hingga memiliki kapasitas melarutkan dan daya difusi yang tinggi.
Penelitian untuk menemukan paket teknologi pengawetan kayu dengan menggunakan CO2 sebagai pelarut pembawa (carrier solvent) bagi bahan pengawet ini telah melewati dua tahun dari tiga tahun penelitian yang direncanakan. Paket teknologi yang akan dihasilkan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kayu-kayu yang memiliki umur pakai lama dan dapat digunakan segera setelah pengawetan tanpa pengaruh negatif terhadap sifat fisik mekanik kayu yang diawetkan dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Hasil penelitian terdahulu pada tahun pertama telah menunjukkan bahwa penggunaan CO2 pada kondisi cair ( 150 C ¡V 60 kgf/cm 2,15 0C-80 kgf/cm 2,25 0 C- 60 kgf/cm 2, 25 0 C- 80 kgf/cm 2 ) maupun superkritis (35 0 C ¡V80 kgf/cm 2 ) mampu mengantarkan bahan pengawet masuk ke dalam kayu melebihi nilai racun bahan pengawet Silafluofen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar