Indonesia memiliki keanekaragaman berupa flora dan fauna, lebih banyak jumlah speciesnya dibandingkan Africa. Sepuluh persen (10%) dari seluruh spesies tumbuhan berbunga ada di Indonesia (+/- 27.500 spesies ada di Indonesia), 12% jenis mamalia di dunia, 16% jenis reptilia dan amphibia di dunia (+/- 1.539 spesies), 25% jenis ikan di dunia dan 17% jenis burung di dunia. Diantara spesies tersebut terdapat 430 spesies burung dan 200 mamalia yang tidak terdapat di tempat lain dan hanya ada di Indonesia misalnya orangutan, biawak komodo, harimau sumatera, badak jawa, badak sumatera dan beberapa jenis burung (birds of paradise). (Sumber : BAPPENAS. Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring Committee, 1994).
Keanekaragaman fauna di Indonesia sangat tinggi ini didukung dengan keadaan tanah, letak geografi serta keadaan iklim. Hal ini ditambah dengan keanekaragaman tumbuh-tumbuhannya sebagai habitat satwa. Perusakan hutan dan perairan yang merupakan tempat habitat satwa masih terus berlangsung, demikian pula dengan perburuan, penangkapan, pencemaran dan lain-lain. Salah satu usaha untuk melindungi satwa dari ancaman kepunahan adalah dengan Undang-undang tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hingga saat ini jumlah satwa yang telah dilindungi undang-undang adalah 100 jenis mamalia, 246 jenis burung dan 29 reptilia, 6 jenis ikan tawar, dan 20 jenis kupu-kupu, serta 15 jenis binatang vertebrata laut yang terancam punah telah pula dilindungi undang-undang.Hutan hujan tropika di Indonesia terdiri dari banyak pohon. Lebih kurang 4000 jenis yang tumbuh pada berbagai formasi hutan dan tipe hutan telah diketahui dan sekitar 400 jenis pohon telah diketahui nilai komersial kayunya.
Situs ini berisikan informasi tentang flora & fauna Indonesia, identifikasi kayu komersial (dilengkapi gambar kayu dan pohon), ringkasan penelitian di bidang Kehutanan, tanaman unggulan (daur pendek), dan produk kehutanan hutan,
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Luas hutan di Indonesia dalam 50 tahun terakhir berkurang sekitar 64 juta hektare (ha), atau dari 162 juta ha menjadi 98 juta ha.
"Kondisi yang sangat memprihatinkan itu disebabkan kerusakan hutan yang semakin meluas di tanah air," kata Ketua Panitia Pekan Raya Nasional Hutan dan Masyarakat 2006 di Yogyakarta, Dr Ir San Afri Awang, Senin (18/9).
Kepada wartawan di Yogyakarta menjelang Pekan Raya Nasional Hutan dan Masyarakat, 19-22 September, ia mengatakan, dilandasi keprihatinan anak bangsa yang secara kasat nyata menyaksikan kerusakan sumber daya hutan yang semakin meluas di Indonesia maka diselenggarakan Pekan Raya Nasional Hutan dan Masyarakat.
Disebutkan pula laju pengurangan luas hutan di tanah air juga meningkat dari satu juta ha per tahun pada 1980-an menjadi 1,7 juta ha per tahun pada periode 1990-an. "Bahkan sejak 1996 pengurangan luas hutan menjadi dua juta ha per tahun," katanya.
Menurutnya, angka tersebut telah melebihi taksiran tingkat deforestasi yang dapat diterima yaitu berkisar antara 0,6 hingga 1,3 juta ha per tahun.
Pekan Raya Nasional Hutan dan Masyarakat 2006 diselenggarakan oleh 'Info Jawa', sebuah LSM bidang kehutanan bersama 'Java Learning Center' (Javlec) bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Menurut Direktur 'Info Jawa' Ir Agus Afianto MS, pekan raya ini bertujuan membuka kesadaran publik mengenai pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan.
Selain itu, melalui kegiatan tersebut diharapkan tercipta arena promosi bagi segenap inisiatif pengembangan kehutanan masyarakat, menyediakan referensi bagi pengembangan alternatif pengelolaan hutan lestari, dan memastikan inisiatif pengembangan kehutanan masyarakat sebagai satu pendekatan yang sejajar dengan pembangunan kehutanan lainnya.
Sedangkan 'output' yang diharapkan dari pekan raya itu yakni dapat membangkitkan kesadaran publik bagi upaya pengembangan pengelolaan hutan yang adil, demokratis dan lestari, serta terbangunnya kesepahaman yang mendasar antar pihak guna mendorong pengembangan kehutanan masyarakat dan memperkuat kelembagaan pengelolaan kehutanan masyarakat.
Adapan luas huat di indonesia yaitu
Luas Total Hutan Kecuali P. Jawa
1. 29,780,683
2. 17,362,542
3. 30,717,471
4. 30,922,956
5. 34,455,293
6. 534,968
7. 30,725,238
8. 174,499,152
Berhutan
1. 22,501,352
2. 23,788,007
3. 20,197,583
4. 20,995,323
5. 18,072,688
6. 233,756
7. 3,138,675
8. 98,927,385
Tidak Berhutan
1. 5,847,891
2. 2,886,052
3. 9,315,547
4. 7,692,380
5. 15,444,187
6. 301,212
7. 26,006,174
8. 67,493,442
Tidak Ada Data
1. 1,431,440
2. 688,484
3. 1,204,342
4. 2,235,254
5. 938,417
6. 0
7. 1,580,388
8. 8,078,325
Luas Total Hutan Termasuk P. Jawa
1. 30,347,593
2. 17,784,838
3. 32,674,898
4. 30,926,080
5. 34,569,431
6. 534,968
7. 40,908,944
8. 187,746,753
Berhutan
1. 23,066,942
2. 14,207,727
3. 22,128,373
4. 20,995,323
5. 18,072,688
6. 233,756
7. 3,138,675
8. 101,843,485
Tidak Berhutan
1. 5,847,891
2. 2,886,052
3. 9,315,547
4. 7,692,380
5. 15,554,617
6. 301,212
7. 36,188,944
8. 77,786,642
Tidak Ada Data
1. 1,432,760
2. 691,060
3. 1,230,979
4. 2,238,378
5. 942,125
6. 0
7. 1,581,324
8. 8,116,626
keterangan
1. HL : Hutan lindung
2. HSA-W : Hutan Suaka Alam
3. HP : Hutan Produksi
4. HPT : Hutan Produksi Tetap
5. HPK : Hutan Produksi Konversi
6. HNB : Hutan non biologis
7. APL : Areal penggunaan lahan
8. JML : Jumlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar